This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 22 Juni 2010

SEKILAS TENTANG NERAKA



Baru saja manusia berhenti sebentar dari berbagai peristiwa mengerikan pada waktu kiamat, dan ketika itu mereka melihat sendiri hakikat perjalanan hidupnya, tiba-tiba orang yang berdosa diliputi kegelapan dan dikelilingi api yang berkobar. Lalu mereka mendengar teriakan dan gemuruh yang menyatakan betapa kerasnya kemarahan dan kemurkahan. Ketika itu merasa yakinlah orang-orang yang berdosa akan kebinasaan dirinya, dan merasa takutlah seluruh umat manusia dan khawatir akan buruknya tempat kembali mereka. Dan ketika itu terdengarlah seruan Malaikat Zabaniyah. “Dimanakah fulan bin fulan yang teleh terseret oleh panjangnya angan-angan di dunia dan telah menyia-nyiakan umurnya dalam amal keburukan!”. Kemudian malaikat menarik tubuhnya dengan kail dan menyeretnya menuju azab yang sangat pedih di jurang jahannam yang akan menjadi tempat tinggal selama-lamanya. Para malaikat berkata padanya sebagai sindiran


“Rasakanlah ! Sesungguhnya kamu adalah orang yang gagah lagi mulia “ (Qs. Ad Dukhan [44] : 49)

Mereka tinggal di tempat yang dindingnya sempit, ruangannya gelap, dan dinyalakan api didalamnya untuk waktu yang kekal. Minumannya cairan timah yang sangat panas. Tempatnya bernama nerka Jahim yang dijaga oleh malaikat Zabaniyah. Rasa sakit terasa dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun, menjerit-jerit ke segala arah meminta tolong, “Wahai Malik, kulit-kulit tubuh kami telah mengelupas. Wahai Malik, keluarkanlah kami dari sini, dan kami tidak ingin kembali.” Malaikat Zabaniyah berkata, “Diamlah kalian! Putuslah harapan kalian! Tidak ada jalan keluar lagi bagi kalian dari temat kehinaan ini. Diamlah disitu dan jangan banyak bicara. Walaupun kalian dikeluarkan, pasti kalian akan kembali melanggar larangan Allah.”


Ketika itu putuslah harapan mereka, mereka menyesal dan menyayangkan nasib dirinya, namun penyesalan itu sia-sia beaka. Bahkan mereka tambah dihunjamkan ke dalam neraka denagn kaki dan tangan dibelenggu dan disetiap arahnya api yang berkobar-kobar hingga mereka tenggelam daam pakaian api.


Makanannya dari api, minumannnya api, pakaiannnya api, dan tilamnya dari api. Belenggu mereka sangat kuat, sehingga mereka meronta-ronta di tempatnya yang sempit itu dan tubuh mereka dibolak-balikkan di daslm gejolak api. Lalu dituangkan cairan timah diatas kepala mereka, kepala mereka ditusuk dengan paku besi, lalu dipukul dengan palu hingga menyembur darah dan nanah dari mulut mereka. Usus-usus mereka putus akibat sangat haus. Setiap kali daging dan kulitnya rontok, maka diganti dengan kulit yang baru. Demikian seterusnya sehingga tulang-tulang mereka telanjang tanpa daging, tinggallah ruh yang tergantung dikerongkongan yang ketika itu mengharapkan supaya dimatikan saja, padahal sudah tidak ada lagi kematian.


Lau bagaimana dengan wajah-wajah mereka ang hitam legam, lebih hitam dari bara neraka. Mata mereka jadi buta, lidah mereka telah bisu, punggung mereka telah patah, tulang-tulang mereka telah hancur, telinga meereka telah kerumpung, kulit mereka telah koyak, tangan mereka telah terbelenggu ke leher mereka, ujung kaki kaki dan ubun-ubun kepala mereka disatukan, dan mereka berjalan didalam neraka dengan wajah tersungkur, lalu mereka disambar dengan api yang merayap hingga ke perut-perut mereka. Sedangkan ketika itu ular-ular dan kalajengjing meryap merayap diseluruh anggota tubuh mereka. Inilah SEBAGIAN dari keadaan orang-orang yang disiksa dalam neraka.


Wahai orang yang lalai akan dirinya ( terutama yang memposting artikel ini ) dan telah tertipu oleh kesibukan dunia yang akan membawa pada kebinasaan dan ketergelinciran, berhentilah sebentar dari memikirkan sesuatu yang akan engkau tinggalkan, lalu pusatkan fikiranmu pada tempat kediamanmu yang sesungguhnya yaitu akhirat. Karena sesungguhnya engkau telah diberitahu bahwa neraka adalah tempat bagi KEBANYAKAN manusia. Sesuai dengan firman Allah :


“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan meyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim di neraka dalam keadaan bertekuk lutut.” (Qs. Maryam {19}:71-72)


Sekarang inilah saatnya untuk berfikir dan mempersiapkan bekal iman dan amal sebanyak-banyaknya. Sebab di akhirat nanti bukan tempat untuk berfikir dan beramal, disana tempat menuai, jangan samapai penyesalan kita baru dinyatakan nanti diakhirat. Karena penyesalan disana tidak berarti lagi. Keyakinan dan keimanan setelah diakhirat juga takkan berguna lagi. Walaupun seseorang yakin dengan seyakin-yakinnya akan janji dan ancaman Allah setelah di akhirat, namun hal itu sia-sia belaka. Allah swt. Berfirman :


“Katakanlah, pada hari al Fath ( hari kiamat) nanti, tidak akan berguna lagi keimannan orang-orang kafir, dan mereka tidak lagi dipandang oleh Allah.”(Qs. As Sajadah [32] : 29)


NB : Kita beribadah kepada Allah bukan karena ingin masuk surga ataupun agar di jauhkan dari neraka, tapi untuk mewujudkan rasa syukur kita kepada Allah sebagai hambaNya yang telah banyak diberikan nikmat. Adapun kelak dimasukkan kedalam neraka dan dibebaskan dari neraka itu adalah bonus, bukan tujuan utama......... ajari kami ya Allah !


> Jangan lupa gabun dan ajak orang untuk ikut serta daam grup Aku Ingin Mengenal Allah Lebih Dekat


Source : Mudzakarah Iman dan Ama shaleh ( Pustak Ramadhan)

Kamis, 17 Juni 2010

KARKUN ( Dari Bahasa Urdu Yang Artinya Pekerja Agama )


Aku dengar kau karkun sekarang, kawan
Tiga hari setiap hujung minggu
Dua minggu setiap hujung bulan
Empat puluh hari tanpa jemu

Datang kau sekarang dengan jubah, putih
Senyum kau sekarang dengan siwak, bersih
Dagumu berjanggut
Beratmu yang susut
Apa khabar saudaraku, sekian lama tidak ketemu

Bukankah kau anak kampung yang aku kenal dahulu
Yang datang si dara, kau bersiul berlagu
Yang datang si janda, kau malu tersipu
Di tepi parit, di tembok jambatan
Kau, aku dan gitar-gitar
Di waktu maghrib, dihalau azan
Kau, aku terketar-ketar

Bukankah kau pemuda yang selalu berkata dahulu
Hidup ini tanpa lagu rock
Seperti ayam tidak berkokok
Bak kenyang yang tidak cocok
Kalau tidak menghisap rokok

Falsafah kita bersama:
Kau, aku dan kerjaya
Biarlah tidak kaya-raya
Asalkan kita boleh bergaya

Sekarang lihatlah
Betapa cerah
Sinaran wajah
Penghuni Jannah

Aku dengar kau giat tabligh sekarang, kawan
Dari surau ke surau
Dari kampung ke kampung
Dari pulau ke pulau
Dari tanjung ke tanjung
Kaujelajah DIA
Kaudaki DIA
Kauredah DIA
Kautakik DIA;
Satu persatu cabaran, dengan tabah kautawan.

Aku dengar kau alim sekarang, kawan
Bahasamu berlapik, tuturmu halus belaka
Tidak lagi memekik, macam orang Melaka
Jelinganmu rendah, matamu sejuk bak salji
Isterimu berpurdah, anakmu khusyuk mengaji
Seleramu buta, tidak akan memilih
Asalkan ada, tidak akan merintih

Kau yang aku lihat
Dan
Kau yang aku ingat:
Bak siput dan kilat

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau bertamu di teratak murahku?
Yang aku menangi mudah
Dari loteri tajaan syarikat jamu?
Yang aku hiasi meriah
Dengan potret gadis idaman kalbu?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau menjamah masakan hidanganku?
Seorang yang tidak bersembahyang
Yang berdoa bila perlu?
Seorang yang sujud untuk menayang
Yang dia alim
Muslim bermutu?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau datang menziarahiku?
Sedang kau menasihat dan bermesyuarat
Biarlah aku hidang teh dan air jus
Sedang kau bersyarah dan bertazkirah
Biarlah aku tenung anak matamu
Dan aku khayal mengelamun
Dan aku berangan sampai ke Jepun
Kata-katamu
Tidak meninggalkan kesan
Ia berlalu
Dari telinga kiri ke kanan

Oh
Kawan lamaku, si karkun
Usaha murnimu yang tekun
Adakah
Kau menghargai sama
Pengalaman lama?
Mahukah
Kau menilai semula
Persahabatan kita?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah?

Temanku bilang : Lebih baik jadi mantan preman daripada jadi mantan ustadz !

source : Dunia sementara Akhirat selamanya

HUKUM SHOLAT MEMAKAI SAJADAH BERGAMBAR

sajadah

Berkenaan dengan masalah ini, ada hadits dari Ummul Mukminin Aisyah ra

عن عائسة رضي الله عنها قالت : قام رسول الله يصلى في خميصة , ذاة اعلام فلما قض صلاته قال : اذهبو بهذه الخميسة إلى ابى جهم بن حديفة واتون نآ نبجانية فاءنها اتهتنى أنفافى صلاة . اخرجه البخاري في صحيحه رقم 373 ومسلم فى صحيحه وقم 556 و النساء في المجة 72/2 و ابن ماجة في السنن رقم 355 ومالك فى الموطاء 1/91 مع تف ير الوالك ) وأبو عونة في المسند : 24/2 و البيهقى في السنن البري 433/4

Dari Aisyah ra ia berkata Rasulullah saw berdiri untuk sholat di kain yang ada ukirannya, tatkala selesai sholat beliau bersabda: Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), Maka sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam sholat.

Syarkh hadits ini:

Abi Jahm adalah Ubaidullah (Amir) bin Hudzaifah al Qorsy al aduwi

Hanya saya Rasulullah menyuruh membawa al kHomishoh beliau karena ia yang telah menghadiahkan kepada Rasulullah. Sebagaimana hadits yang diwiyatkan oleh Malik dalam al muwatho’ dari riwayat yang lain dari Aisyah.

عن عائسة قالت : أهدي أبوجم بن خذيفة إلى وسول الله صلى الله عليه وسلم خميصة لها علم فشهد فيها الصلاة فلما انصرف قال : ردي هذه الخميصة إلى ابي جهم

الهتن : Maksudnya adalah: menyibukkanku

عن صلاة: Maksudnya adalah dari kesempurnaan dalam menghadirkan dalam sholat.

Berkata Ibnu Daqia

: فيه مبادرة رسول الله إلى مصلح الصلاة وتق ما لعله

يخدش فيها

Yaitu: Bersegeralah Rsulullah untuk memperbaiki sholat dan menghilangkan sesuatu yang dapat menodai dalah sholat (Fathul Bar’I juz 8 hal: 35-36)

Berkata As Shonany: Di dalam hadits (hadits Aisyah yang pertama) merupakan tanda atau dalil makruhnya sesuatu yang dapat mengganggu/ menyibukkan dalam sholat seperti lukisan dan selainnya dari sesuatu yang dapat menyibukkan hati. (Subulus Shalama 1/ 151)

Berkata Al Izzu bin Abdussalam: Makruh sholat diatas sajadah yang berukiran dan berkilau-kilau ….., karena sholat adalah harus tawadhlu dan tenang, Dan orang-orang yang sholat di masjid baik Makkah atau Madinah mereka sholat diatas tanah dan pasir karena tawadhu kepada Allah.

Kemudian perkataan beliau lagi: Maka yang lebih utama adalah mengikuti Rasululllah dalam kejelian dan kejelasan perkataan dan perbuatan beliau. Barang siapa yang taat kepadanya ia akan mendapat petunjuk dan dicintai Alah dan barang siapa yang keluar dari keta’atan dan mengikuti beliau, ia akan dijauhkan dari kebenaran dengan kadar seberapa jauhnya ia menjauh dirinya. (Fatawa Al Izzi Abdussalam: 68)

2. Dan hadits dari Anas ra

عن انس رضي الله عنه قال : كان قرام لعائسة تسترة به صانب بيتها فقال لها النب ى صلى الله عليه و سلم اميطي عنى , فاءنه لا تزل نصاويره تعر ض لى في صلاة (احرجه البخاري في صحيحه 374)

Dari Anas Radiyallahu anhu berkata: Aisyah memiliki sebuah tirai yang digunakan untuk menutupi samping rumahnya, maka Anbi saw bersabda kepadanya, jauhkanlah tirai itu dariku, maka sesungguhnya gambar-gambarnya mengganggu aku dalam sholat.

Hadits tersebut menunjukkan makruhnya sholat ditempat yang ada gambarnya, dan wajib menghilangkan apa saja yang mengganggu kekhusyukan orang sholat baik yang berupa gambar atau lainnya. Dan hadits tersebut juga menunjukkan tidak batalnya sholat, sebab adanya gambar, karena Nabi tidak menghentikan juga mengurangi sholatnya (Narlul author 2/ 153/ sabulussalam 1/ 151)

Berkata Ibnu taimiyah: dan pendapat para shahabat seluruhnya adalah makruh masuk gereja yang ada gambarnya dan sholat di dalamnya dan tiap tenpat yang ada gambarnya dan tiap tempat yang ada gambarnya dan ini benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.

Al nahtiyarat Al Alamiyah 254

Al Marghinany Al Hanafy menyebtukan tentang sholat pada tempat yang ada gambarnya dari segi tempatnya: yang paling sangat kemakruhannya gambar berada di dapat orang yang sholat, kemudian diatas kepalanya, kemudian dikanannya, kemudian di kirinya dan kemudian dibelakangnya.

الهدية –695-مع شرح فتح القدير

Kesimpulan: Sholat dengan memakain sajadah atau yang lain yang terdapat ukirannya atau gambar-gambar, maka hukumnya makruh.


baca juga ini : peace for all !

source : Haji Miskin

Referensi : – Fathul bari

- Autho’ul musholin 65-69

Rabu, 09 Juni 2010

SHOLAT MEMAKAI SAJADAH BERGAMBAR MASJID/ KA’BAH = MENGHINA AGAMA


Sadarlah wahai kaum muslimin !!, bagaimana mungkin anda menginjak rumah Allah apalagi ka’bah di hadapan Allah Swt.

Orang kafir memang lihai menghinakan kita, dengan gambar masjid dan ka’bah seolah itu ajaran agama. Padahal Nabi Saw tak suka dengan bentuk gambar apapun, apalagi di gunakan untuk alas sholat.

Disaat agama perintahkan kita untuk sholat khusyu’ (konsentrasi) dan khudu’ (merendahkan diri), karena sholat khusyu’ dan khudu’ adalah kunci membuka pertolongan Allah swt. terhadapa Umat islam. Maka orang kafir berusaha mengaburkannya, mereka menciptakan ide jualan kepada orang Islam yang tak bisa bedakan antara yang Haq dan yang Bathil.

Bagaimana jika di depan president kita injak-injak gambar istananya ? apalagi kalau diduduki dengan pantat, apakah ini sikap seorang hamba ?.

Ingat !! Di Bangladesh, India, dan Pakistan hampit taka da masjid yang beli dan pasang gambar masjid berjejer panjang. Tetapi di Negeri Malaysia dan Indonesia, orang senang menghias masjid dengan karpet bergambar masjid berjejer. Bahkan ada masjid yang sajadahnya bergambar Ka’bah dengan hiasan pohon cemara.

Hati – hatilah para Ta’mir masjid dalam memilih alas sholat, jangan langsung senang bila dapat hadiah sajadah atau barang lain yang terdapat gambar yang ada isyarat penghinaan terhadap agama.

Ini bukan cerita baru, setiap tahun ada saja penemuan grafik pada sajadah yang mengelirukan. Ada saja simbolik atau grafik yang tidak sepatutnya terdapat pada sajadah, tempat hamparan sholat umat Islam. Tetapi siapa yang bertanggung jawab dalam mereka bentuknya….tidak diketahui dengan pasti !

Perusahaan hanya mencantumkan ‘Made In Turkey’, ‘Made In China’, bahkan negeri kafir pun produksi (Made in Brussel dll.). Lantaran itu ulama sarankan agar kita menggunakan sajadah yang kosong atau polos sebagai hamparan sholat.

Bahkan telah ditemukan ada sajadah yang bergambar adegan pasangan yang sedang beradegan sex, ada pula yang bercorak gambar kepala anjing , ada juga sajadah yang terdapat gambar symbol agama lain…. Na’udzu billahi min dzalik….


TANGGUNG JAWAB KITA DIDUNIA SEBENARNYA RINGKAS SAJA



Apabila kita waktu hidup didunia selalu mentaati Allah, maka Allah berikan kehidupan yang baik, kehidupan yang memuaskan di dalam surga kelak.Tempatnya memuaskan , istana-istana dari emas, sungai-sungai dari madu. Temannya pun memuaskan, para nabi , para rasul, para orang saleh. Surga juga dikenal dengan nama Darussalam atau Negeri Keselamatan, Negeri dimana hidup tidak ada masalah. Beda dengan didunia ini, orang paling kaya pun mesti dapat masalah, bahkan biasanya masalahnya lebih banyak.Raja yang paling berkuasapun juga punya banyak masalah.Singkatnya, didunia ini tidak ada yang tidak punya masalah.Semua orang menghadapi masalah.

Hamba Allah dijadikan seperti itu (selalu punya masalah), supaya mereka paham agar jangan mau betah berlama-lama didunia ini. Allah telah telah siapkan untuk kamu negeri yang lebih indah, lebih luas, negeri yang kekal abadi, yaitu surga –Nya Allah Swt..
Kita bukanlah manusia yang pertama hidup didunia ini, sehingga kita berangan-angan akan kekal abadi didunia ini. Sebelum kita, sudah ada milyaran manusia yang hidup didunia ini dan mereka sudah pergi.Begitu pula kita, sebentar lagi juga akan pergi ke negeri kekal abadi, negeri akhirat.

Tanggung jawab kita sebenarnya ringkas, diringkas dalam dua kalimat syahadat.Tanggung- jawab pertama ialah Laa Ilaaha Illallaah, bagaimana kita hidup sebagai hamba Allah. Dimulai dengan keyakinan yang shahih kepada Allah, bahwa seluruh makhluk apa saja bentuknya, manusia, jin, syetan, yang besar, yang kecil, semua tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kehendak Allah. Tidak bisa mendatangkan bahaya, tidak bisa mendatngkan manfaat tanpa izin Allah.Bahkan hakekatnya semua makhluk ini sebenarnya tidak ada, hanya diadakan saja oleh Allah.Makhluk ini tidak hidup, hanya dihidupkan saja oleh Allah.Kalau kita berpikir ini adalah makhluk yang hidup, ini adalah pikiran orang yang lupa kepada Allah.Kalau orang beriman pahamnya ini semua adalah makhluk yang dihidupkan oleh Allah.

Hakekatnya tidak ada apa-apa, yang hidup dan yang hakiki sebenarnya adalah Allah. Selain Allah adalah makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kehendak Allah, Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illaa Billaah. Tidak ada kekuatan atau usaha tanpa Allah Swt..Tidak pemilik yang hakiki selain Allah, sebenarnya kita tidak punya apa-apa.Sawah-ladang bukanlah milik kita, diri kita bukanlah milik kita, semua adalah milik Allah.Maka kita harus merasa sebagai hamba Allah, sehingga segala sesuatu diatur oleh syari’at Allah, segala sesuatu diatur dengan agama Allah, dan segala sesuatu mengingatkan kita kepada Allah.Kalau ketemu istri (suami) ingat kepada Allah, ketemu ladang ingat kepada Allah,

Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua Ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan, (Surat Al Kahfi : 39).

Jadi kalau masuk ladang katakan masya Allah, ini semua kehendak Allah.Tumbuh-tumbuhan bisa tumbuh, air mengalir, udara bertiup, semua terjadi atas kehendak Allah.Jadi tidak ada makhluk yang membuat kita lupa kepada Allah, barulah hakikat kalimatLaa Ilaaha Illallaah bisa masuk ke dalam hati kita.Semua makhluk membuat kita ingat kepada Allah, kemudian kita sikapi sesuai dengan perintah Allah, sesuai dengan agama Allah.Ini adalah tanggung-jawab kita sebagai orang yang beriman atas Laa Ilaaha illallaah.

Kemudian tanggung-jawab yang kedua adalah Muhammadur rasululullaah, kita ini adalah ummat Rasulullah Saw., pengikut Rasulullah Saw..Ini adalah kemuliaan yang sangat tinggi yang diberikan oleh Allah kepada kita.Karena Rasulullah adalah semulia-mulianya nabi, maka ummatnya adalah semulia-mulianya ummat. Kita harus yakin bahwa nabi saw. adalah utusan Allah, dan kemuliaan seorang utusan menurut dengan yang mengutus. Kalau yang utusan seorang kepala desa ya sesuai dengan kemuliaan kepala desa, kalau utusan kepala Negara ya sesuai dengan kemuliaan kepala negara. Jadi kalau yang mengutus adalah Tuhan penguasa alam semesta ?bagaimana mulianya baginda Nabi saw ?. Maka semestinya kita mencintai beliau melebihi cinta kita kepada ayah kita, ibu kita, bahkan melebihi cinta kita kepada seluruh manusia. Nabi Saw. bersabda bahwa tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum mencintai aku melebihi ayahnya, ibunya, dan seluruh manusia.

Mencintai Nabi saw. harus direalisasikan dengan mencintai sunnah Nabi Saw., juga mencintai perjuangan Nabi, serta mencintai segala sesuatu yang ada kaitan dengan Nabi Saw., Apa saja yang ada hubungan dengan Nabi Saw. kita cintai. Termasuk mencintai para ulama, karena mereka adalah para pewaris ilmu-ilmu Nabi Saw..mencintai orang-orang Arab itu juga termasuk bagian dari mencintai Nabi, karena orang-orang Arab ini punya hubungan darah dengan Nabi Saw..

Kita juga harus mencintai ummat Nabi Saw., mencintai kampungnya Nabi saw.,bahkan mencintai nama Nabi Saw.. Imam Safi’i rah.a (rahmatulla ‘alaihi) namanya adalah Muhammad Ibnu Idris, ketika punya anak laki-laki dia juga beri nama Muhammad. Sehingga teman-temannya heran dan bertanya,”Kamu ini Muhammad lalu anak kamu diberi nama Muhammad lagi, bagaimana ini ?”. Imam Syafi’i katakan,”memang nama yang paling saya sukai didunia ini adalah Muhammad. Saya punya anak namanya ya sudah, Muhammad saja. Kalau anak punya anak lagi ya diberi nama Muhammad saja !”. Begitulah orang beriman, apa saja yang ada kaitannya dengan nabi mesti dia cintai.

Kita juga harus mencontoh bagaimana ulama dahulu mencintai ummat Nabi saw. Imam Malik Rah.a pernah dipenjara di Madinah karena salah paham dengan Gubernur di Madinah.Beliau walaupun merupakan seorang ulama besar tapi dipukuli habis-habisan.Namun setiap sudah dipukuli beliau katakan, “Ya Allah, sudah saya halalkan, Ya Allah sudah saya maafkan !”. Maka ditanya oleh murid-muridnya, “kenapa tuan katakan begitu ?’. Beliau jawab, “ saya malu kepada Rasulullah Saw. kalau ada salah satu ummatnya yang masuk neraka gara-gara saya”. Beginilah cintanya Imam Malik kepada Nabi Saw. Akhirnya beliau dicintai oleh ummat, raja-raja pada zaman itu, anak-anaknya belajar kepada beliau.

Kita harus mencintai ummat Nabi Saw sampai kepada orang fasiq sekalipun dalam arti selalu berusaha membawa mereka kepada kebaikan.Kalau kita ke masjid Nabawi, dekat kuburan Nabi Saw.itu ditulis ‘syafa’ati li ahlil kabair min ummati’ (syafaatku adalah bagi orang-orang yang punya dosa besar dikalangan ummatku). Jadi Nabi itu kepada ummatnya yang punya banyak dosa saja, semangatnya untuk menyelamatkan sudah seperti itu, bagaimana kepada ummatnya yang baik ?.

Kita punya fikir juga harus disesuaikan dengan fikir Nabi Saw., Nabi siang dan malam senantiasa memikirkan ummatnya, sampai di Padang Mashyar pun yang mana bukan tempat perjuangan lagi, yang apabila kita tidak memikirkan orang lain pun tidak berdosa. Ketika para nabi berkata,”nafsi,nafsi” (diriku,diriku), tapi Baginda tetap memikirkan umatnya, dimana pada saat itu sudah bukan kewajiban manusia. Ini diceritakan didalam kitab Bukhari untuk jadi bahan pemikiran kita, kalau Nabi saja di akhirat masih memikirkan ummatnya, maka kenapa kita yang didunia tidak mau memikirkan ummatnya. Nabi saja pada waktu berjuang dan setelah berjuang masih saja memikirkan ummatnya, bagaiman dengan kita yang masih dalam perjuangan sekarang ini, koq gak mau memikirkan nasib ummat ini ?

Dan ini perjuangan untuk meneruskan perjuangan Rasul, fikir Rasul, kasih-sayang Rasul, cita-cita rasul adalah tanggung-jawab kita bersama dan harus kita jadikan kerja kita yang utama, yang pokok, yang permanen dalam kehidupan ini, sebagaimana yang dikatakan didalam al Quran,

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (Surat Yusuf : 108).
Inilah jalan hidupku, kata Nabi, maksudnya inilah kerja utama yang lebih dipentingkan daripada kerja yang lain. Apa itu jalan hidup Nabi ? yaituad’u ilallaah mengajak manusia kepada Allah, bukan mengajak manusia kepada dirinya, golongannya, kampungnya, tapi mengajak manusia kepada ridha Allah, kepada jalan yang diridhoi oleh Allah. Kemudian masih diteruskan ana wamanittaba’ani yang artinya yang jalan hidupnya seperti ini ( mengajak manusia kepada Allah ) bukan saya saja, tapi seluruh pengikutku harus seperti itu juga. Bukan hanya ulama , orang kaya,atau orang miskin yang gak punya pekerjaan saja, tapi seluruh ummatku, siapa saja harus punya tanggung jawab dakwah, mengajak seluruh manusia kepada Allah. Untuk itu, kita perlu luangkan waktu untuk belajar usaha dakwah yang mulia ini, minimal 4 bulan seumur hidup, insya Allah!
note : Jangan lupa gabung di group Aku Ingin mengenal Allah Lebih Dekat...

(sumber : Bayan-bayan K.H. Uzairon )

Rabu, 02 Juni 2010

Khutbah Jumat K.H. Uzairon


MEMIKIRKAN PERSIAPAN AKHIRAT

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ خَيْرَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Marilah kita tingkatkan kita kepada Allah, karena sesungguhnya kita semua akan di hadapkan kepada Allah. Dan Allah akan bertanya kepada kita, kita gunakan untuk apa umur yang telah diberikan Allah kepada kita, dari mana harta kita hasilkan, dan untuk apa kita gunakan. Kita gunakan untuk apa waktu muda kita. Apakah sudah kita amalkan ilmu-ilmu yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Kita akan menghadapi perkara-perkara yang besar, kita akan menghadapi kematian, seumpama sakitnya kematian itu ditunjukkan kepada manusia yang hidup didunia ini, tentu semua orang tidak akan merasakan enaknya makan dan nyenyaknya tidur.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Kita semua akan menghadapi alam kubur, sedangkan alam kubur itu salah satu dari pertamanan surga atau jurang dari jurang-jurang neraka.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Kita semua akan menghadapi jembatan shirat, akan menghadapi hisab, akan dihitung amal-amal kita semua, baik yang zhohir maupun yang bathin.

Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.(S.Al Baqarah : 284)

Amal-amal yang kita sembunyikan dan amal-amal yang kita perlihatkan, semua akan di hisab oleh Allah.

Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (S.Al Baqarah : 284)

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Kita semua akan menghadapi mahkamah yang agung, yang hakimnya yaitu Allah sendiri, yang menguasai seluruh alam, yang mengetahui, perkara yang dhohir dan bathin. Saksinya yaitu para Malaikat, Para Nabi dan Rasul. Mahkamah yang disaksikan oleh semua makhluk. Semua manusia mulai dari nabi Adam a.s. sampai manusia yang terakhir. Kita akan menjadi tontonan di mahkamah itu. Ketika kita diputus oleh Allah bahwa kita termasuk golongan orang yang diridhoi oleh Allah, maka kita bisa tidak bayangkan bagaimana kemuliaan yang kita dapatkan waktu itu. Sebgaliknya, ketika kita diputus oleh Allah termasuk golongan orang yang durhaka, maka bagaimana kesusahan dan kehinaannya yang kita alami pada waktu itu.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Memikirkan hal yang seperti itulah yang menjadikan takutnya para wali Allah kepada Allah. Menjadikan bergetarnya hati orang yang beriman. Karena merasakan dunia ini bukan apa-apa. Kenikmatan dunia ini bukan apa-apa. Kemuliaan dunia ini bukan apa-apa. Kenikmatan dan kemuliaan yang sebentar.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Langkah-langkahnya syaitan untuk merusak kita, yaitu ketika kita lupadengan kehidupan akhirat. Ketika seseorang itu lupa dengan kehidupan akhirat kemudia sibuk dan tergiur dengan kehidupan dunia, maka hatinya akhirnya akan dipenuhi dengan ‘hubbud dunya’ (cinta dunia). Senang dengan kehidupan dunia. Perilaku dan pertimbangannya adalah dunia. Padahal dunia akan ditinggalkan. Siang-malam yang difikirkan dunia dan lupa kepada akhirat, padahal kita akan ke akhirat. Maka nabi saw. bersabda : “sesungguhnya cinta dunia itu pangkal dari segala kesalahan”.

Seseorang itu berjalan ke akhirat tetapi yang dilihat adalah dunia bagaimana dia bisa selamat, ibarat seseorang itu berjalan ke barat tetapi dia selalu melihat ke timur , bagaimana nasib orang yang seperti ini, tentu dia akan menabrak dan jatuh ke jurang.

Kita ini setiap hari, setiap jam, setiap meniat, tambah dekat denagn akhirat, kita berjalan menuju akhirat, dirumah kita berjalan ke akhirat, tidurpun kita bertambah dekat dengan akhirat, tetapi apabila yang kita fikirkan bukan akhirat tentu kita akan salah jalan. Maka hendaknya kita selalu mengingat akhirat, karena tipuan syetan itu hanya untuk orang-orang yang lupa kepada akhirat.

“Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat cenderung kepada bisikan itu.” (S. Al An’am : 113)

Orang yang tunduk , taat kepada syaithon yaitu orang-orang yang hatinya tidak yaqin dengan akhirat. Orang yang hatinya dipenuhi yaqin dengan akhirat, memikirkan akhirat tidak akan bisa ditipu oleh syaithon.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Kita jadikan hari Jum’at yang mulia ini untuk bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk kehidupan kita di akhirat.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(S. Al Hasyr : 18)

Hendaknya kita memikirkan persiapan akhirat. Untuk hidup di dunia ini kita selalu memikirkannya siang dan malam, seperti rumah, kendaraan, dan lain-lainnya, maka untuk akhirat kita harus lebih mempersiapkannya.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Sekarang ini akhirat sudah ada, surga sudah jadi, neraka sudah dinyalakan, apakah persiapan kita untuk menghadapinya. Kalau kita mau berpikir, tentu kita bisa beramal untuk akhirat kita, sehingga yang kita fikirkan siang dan malam, bagaimana amal-amal kita bisa terjaga.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.

Teatpi kita ini dibuat oleh Allah dari tanah, sedangkan tanah itu punya sifat mudah dipengaruhi, maka di antara kewajiban kita adalah membuat suasana yang membuat kita ingat kepada akhirat. Kita jadikan rumah kita, anak-anak kita, kampong-kampung kita, took-toko kita, tempat kerja kita, hidup amal agama sehingga bisa mengingatkan kita nanti di akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن