This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 28 September 2011

B I D A D A R I BAG. 2


Bidadari Surga
"Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Waaqi'ah [56] :
22-24).

Sebuah kehidupan di Jannah yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara. Air yang
terpancar dari mata air Kafur, Tsanim, dan Salsabil serta sungai-sungai yang mengalirkan airsusu. Kemudian, para gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga, mereka tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang beriman ketika di dunia.

Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan, dan segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita. Gadis perawan itu terjaga kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan, jahil baik dari kalangan manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal dengan nama BIDADARI.

Demikianlah gambaran yang terlintas di benak kita, sekilas mengenai bidadari dan keindahan surga. Untuk selebihnya, wallahu a'lam. Gambaran tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari, merupakan sesuatu yang termasuk ke dalam perkara ghaibiah. Kita mengimaninyaberdasarkan informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda RasulNya.
***

Mengenai bidadari itu sendiri, kita mengetahuinya sesuai dengan yang diinformasikan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di antara kabar itu, adalah karakter sang bidadari, inilah karakter yang dimiliki oleh wanita surga itu, yakni Cantik dan Berakhlak baik.

Sekali lagi, siapa pun tak dapat menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk itu, sekadar mengkhayalkannya saja kita tak berdaya. Namun kecantikan dan keindahan bentuk tubuhnya, Allah berfirman, "Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan." (QS. Ar-Rahmaan [55] :
58).

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS.Ar-Rahmaan [55] : 70).

"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah." (QS. Ar-Rahmaan [55] : 72).

Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata, "Wahai
Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman Allah : Huurun 'iin." Rasulullah berkata, "Huurun 'iin artinya mata yang indah dan jeli." Aku berkata lagi, "Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya : Kaamtsaalil lu'lu'il maknun." Rasulullah berkata, "Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan." Aku berkata lagi, "Wahai
Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya : Fii hinna khairaat hisaan."

Rasulullah berkata, "Baik akhlaknya dan cantik wajahnya." Aku berkata lagi, "Tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya : Kaannahunna baidhun maknuun." Rasulullah berkata, "Kelembutan kulit mereka seperti kulit yang ada di bagian dalam kulit telur." Aku berkata lagi, "Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya : Uruban atrooban." Rasulullah berkata, Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis yang sebaya." (Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl Ad-Dimyathi, dari Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari Ummu Salamah, dia berkata, "Aku mengingatnya.").

Itulah gambaran tentang karakteristik dari bidadari surga. Di samping itu, juga ada karakteristik khusus yang tak dimiliki oleh wanita dunia, di antara karakteristik khusus wanita surga itu adalah :

"Suci dan disucikan," sebagaimana firman Allah SWT, "Dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri yang suci." (QS. Al-Baqarah [2] : 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau buang air besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang berbunyi maupun tidak.

Penuh CINTA, dalil yang berkenaan dengan ini adalah firman Allah SWT dalam surat
Al-Waaqi'ah [56] : 37, "Penuh cinta lagi sebaya umurnya."

Gadis ABADI, dalam surat An-Naba ayat 33, diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja yang sebaya adalah mereka tidak pernah mengenal uban atau tua, bahkan setiap pekan mereka akan bertambah cantik dan menawan.

Tidak Mata Keranjang (QS. Ar-Rahmaan [55] : 56) dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah yang seharusnya menjadi kaca perbandingan bagi setiap mu'minah, sang bidadari begitu extra dalam menahan pandangan dan tidak pernah ke luar dari istananya.

Tubuhnya wangi dan bercahaya. Dalam riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah
SAW bersabda, "Seandainya salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi,
niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya).

Do'a bidadari untuk para suami mereka di dunia, dalam Kitab Maraasilnya, 'Ikrimah
meriwayatkan, "Sesungguhnya para bidadari berdo'a untuk para suami mereka saat para suami mereka masih berada di dunia. Mereka berkata : Ya Allah, tolonglah dia dalam menjalankan agama, hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepadaMu, dan sampaikan dia kepada kami, demi kemuliaanMu, wahai Rabb Maha Penyayang di antara semua yang penyayang."

Subhanallah... Demikianlah karakteristik wanita surga itu. Untuk para wanita, seharusnyalah kita terbetik rasa iri dengan para bidadari tersebut, agar termotivasi untuk menjadi wanita muslimah yang taat pada Allah dan RasulNya. Sekarang kalau sudah begitu, apa yang ada di benakmu, wahai mukminah???

Wanita Dunia Bisa Lebih Baik dari Bidadari Surga

Surga adalah hak asasi atas muslim yang beriman dan beramal shalih. Surga dipersembahkan khusus bagi hambaNya yang taat, baik dari kaum pria maupun wanita. Begitu pula dengan seorang wanita jika ia berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati. Perlombaan untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah hak asasinya sebagai seorang hamba.

Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi cermin bagi setiap wanita dunia. Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi ketahuilah engkau bisa lebih baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah. Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya."

Maka dari itu, berusahalah, berlombalah, dan bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah SWT agar engkau lebih anggun daripadanya. Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah MENJAGA KESUCIAN. Jagalah permatamu, wahai mukminah, janganlah kau umbar dan kau jual dengan harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang kotor.

Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah cinta itu hanya kepada Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang laki-laki yang akan menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu. Janganlah terjerat dan terperangkap dengan rayuan gombal dan cinta buta, sebab hal itu hanya akan menggoreskan luka di hatimu.

Jagalah dan tundukkanlah pandanganmu, karena wanita dunia yang menyakiti suaminya
dengan memandang pria lain (sekalipun terpaksa), merupakan wanita yang memiliki
kekurangan dan kehinaan dalam dirinya. Maka pantaslah jika suaminya (yang shaleh) akan direbut oleh para bidadari surgawi.

Referensi :
1. Ukhti Al-Muslimah Sabiiluki ilal Jannah. Karya Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I'tisham.
2. Ensiklopedia Surga, Karya Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam.
3. Mu'minah, No. 8 Tahun I, 2006.
[ Indriani Budi Astuti - kotasantri.com ]

B I D A D A R I BAG. 1




"Jika engkau bertanya tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam, keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi kerubutan.


Elok wajahnya bagaikan terangnya matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala tersenyum. Jika engkau dapatkan cintanya, maka katakan semau engkau tentang dua cinta yang bertaut. Jika engkau mengajaknya berbincang (tentu engkau begitu berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang penuh rayu, cengkau dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi, seakan-akan engkau melihat ke cermin yang bersih mengkilat (maksudnya, menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan cermin yang bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak jelas keindahan dan kecantikan). Bagian dalam betisnya bisa terlihat dari luar, seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang maupun perhiasannya.


Andaikan ia tampil (muncul) di dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium wanginya, dan setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan takbir karena terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan menjadi indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar mentari akan pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang. Pasti semua yang melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang Maha hidup lagi Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan cita-citanya. Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan kecantikan dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah rasa cinta dan hasratnya.

Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air seni, dan air tinja, serta semua kotoran.
Masa remajanya tidak akan sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan memudar, hasrat dan nafsunya tidak akan melemah,
pengkaungan matanya hanya tertuju kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan yang lain.

Begitu pula suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya adalah puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya, maka bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta kepadanya pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya.


Di samping itu, bidadari ini tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun bangsa jin. Setiap kali suami memengkaungnya maka rasa senang dan suka cita akan memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan mutu manikam akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap kamar di dalamnya akan dipenuhi cahaya.


Jika engkau bertanya tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang ranum-ranumnya.
Jika engkau bertanya tentang keelokan wajahnya, maka apakah engkau telah melihat eloknya matahari dan bulan?!

Jika engkau bertanya tentang hitam matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang engkau saksikan, mata yang putih bersih dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.

Jika engkau bertanya tentang bentuk fisiknya, maka apakah engkau pernah melihat ranting pohon yang paling indah yang pernah engkau temukan?
Jika engkau bertanya tentang warna kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.

Jika engkau bertanya tentang elok budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa dan penghias mata.

Jika engkau bertanya tentang baiknya pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya. Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian dan pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh pesona harmoni dan asmara .

Apa yang engkau katakan apabila seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu menjadi bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, engkau akan mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis edarnya." Apabila ia bercengkau, kejar mengejar dengan suami, duhai… alangkah indahnya…!! (dari kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah (h.359-360)

NASEHAT TAK BERJUDUL

Nahmaduhu Wa Nushalli 'ala Rasulihil karim

Allah yang telah menciptakan kita. Allah menciptakan kita untuk apa, supaya kita hidup mendapatkan ridha dari Allah Swt. Menyempurnakan perintah-perintah Allah Swt, menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Swt, kemudian bertemu dengan Allah Swt. Bila menjadikan kehidupan Rasulullah Swt sebagai kehidupan kalian, maka di dunia bahagia, di akhirat bahagia.

Allah Swt tidak jadikan dunia tempat bersenang-senang, tapi dunia hanyalah sekedar permainan. Ini adalah alat kesenangan yang menipu. Dunia adalah sebelah sayap nyamuk, dunia adalah sarang laba-laba. Orang-orang yang lari mengejarnya adalah orang gila. Dan orang-orang yang melihat mimpinya ini adalah orang-orang yang tidak berakal. Maka orang-orang yang berlomba-lomba memparbesar rumahnya di dunia ini, adalah orang yang paling bodoh. Mengejar dengan susah payah membangun rumah yang akan ia tinggalkan. Dan dia lupa dengan surga yang telah Allah sediakan. Dia mengejar-ngejar sesuatu yang akan dia tinggalkan, lupa pada sesuatu yang abadi. Ini adalah tempat singgah saja.


Semuanya, satu demi satu pergi meninggalkan dunia. Laki-laki kaya mati, perempuan kaya mati, laki-laki miskin mati, perempuan miskin mati, rakyat mati, pejabat mati, pedagang mati, penjual pakaian mati, penjual makanan mati, semuanya satu demi satu akan mati. Kita lihat, kubur makin lama, makin banyak penghuninya. Pasar makin hari berkurang dan dikurangi orang-orangnya. Sehingga akan tiba suatu saat nanti, kita habis semuanya. Seperti apa pun ramainya sebuah pasar, seperti apa pun ramainya sebuah rumah, suatu saat nanti akan sepi…sepi…tidak tersisa kecuali sarang laba-laba dan suara desiran angin. Dan akan tiba lagi suatu masa tatkala laba-laba pun habis, desiran angin pun habis, kita akan menghadap pada Allah SWT. Kita akan ditanya,”Wahai hambaku, apa yang kamu bawa untuk menghadap padaKu?”. Maka jadikanlah cara hidup Rasulullah Swt sebagai cara hidup kita. Tidak ada manusia yang lebih perhatian, yang lebih sayang, yang lebih cinta, melebihi Rasulullah Saw.


Coba, adakah yang 23 tahun lamanya menangis tanpa berhenti? Rasulullah Saw 23 tahun lamanya terus menerus menangis untuk ummatnya. Dan adakah seorang bapak yang susah payah, jerih payah 23 tahun tidak berhenti untuk anaknya? Rasulullah Saw jerih payah, matia-matian berjuang untuk ummatnya. Rasulullah Saw yang diutus untuk menangisi ummatnya pun, sampai Allah tegur, “Jangan kau menangis sampai seolah-olah kau akan bunuh dirimu sendiri”. Sebagaimana seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk rajin belajar. Tatkala anaknya berlebihan belajar pun, ayahnya pasti akan mengingatkannya untuk beristirahat.


Kemu dian Allah Swt bertanya, “Wahai kekasihku, apa yang kau tangisi?” “Ummatku Ya Allah.” Begitu sayang beliau kepada ummatnya. Tatkala ke Thaif dan penduduk mengusir beliau, gunung hampir ditimpakan kepada mereka dan beliau sendiri yang menahannya. Mereka mengusir, melempari dan mengejar beliau hingga pingsan berlumuran darah. Diangkat oleh Zaid RA dibawa berteduh di kebun orang kafir yang memusuhi beliau. Kebun itu milik ‘Utbah bin Rabiah yang mengnginkan kematian beliau. Namun begitu parahnya keadaan beliau, orang yang begitu benci pun tatkala melihat keadaan beliau menjadi trenyuh. Tidak mampu menahan air mata. “Wahai Muhammad, apa yang terjadi dengannya?” Dia sendiri yang memetik anggur dari kebunnya. Karena rasa malu saja dia tidak suguhkan sendiri. Dia suruh budaknya untuk menyuguhkannya. Ini seorang kafir musuh keras Rasulullah SAW. pun merasa kasihan pada beliau. Tetapi, bagaimana perlakuan ummat ini kepada beliau? Sunnah dirusak. Acara pernikahan diadakan, adakah yang tanpa iringan suara musik? Bila ditanya, kenapa melakukan ini, maka akan dijawab bahwa ini adalah untuk menyenangkan anak laki-laki atau anak perempuan saya.


Mengapa tidak dipikir, apakah tidak perlu untuk menyenangkan Allah dan Rasulnya? Mengundang paman, kakek, saudara, kerabat, kawan unutk menyenangkan mereka. Kita melakukan berbagai perbuatan untuk menyenangkan mereka. Kita katakan, mengapa tidak terpikir untuk menggembirakan Allah yang telah menjadikan anak baginya hingga usianya muda dan dinikahkan pad hari itu? Mengapa tidak terpikirkan untuk menggembirakan Rasulullah SAW. yang dari kampungnyalah kita hidup sebagai manusia. Yang dengan berkah tangisannya kita masih berbentuk manusia. Kalaulah beliau tidak habis-habisan menangis minta pemecahan masalah kita, tidak akan kita temui manusia hari ini di pasar-pasar. Di sana hanya akan kita dapati hewan berkeliaran. Semua orang ingin kita senangkan. Kenapa tidak kita senangkan Allah dan RasulNya?

Kemarilah, menuju kebahagiaan, kemuliaan. Islam telah menyiapkan derajat yang mulia untuk wanita dalam Islam. Tanggung jawab mencari nafkah dibebankan kepada suami. Kemudian dalam nikah ada mahar. Tahukah kita apa maksud mahar. Berapa pun mahar, puluhan juta, ratusan juta, ataupun milyaran rupiah tidak bisa menjadi harga seorang wanita. Dan tidak sah nikah tanpa mahar. Mahar adalah pertanda bahwa wanita itu menjadi tanggungan lelaki sampai mati. Wanita itu akan tinggal di rumah, makan dari jerih payah suami. Orang-orang Arab punya kebiasaan untuk tidak memberi bagian warisan kepada wanita. Dan zaman sekarang pun masih banyak daerah yang berbuat demikian. Warisan tanah yang menjadi hak wanita akan disiasati oleh saudaranya sehingga dibalik dengan namanya. Orang-orang yang melakukan kezaliman seperti ini kepada saudarinya atau anaknya tidak akan bisa menyelamatkan diri dari siksa kubur. Walaupun dia ahli shalat, ahli puasa, ahli dzikir, ahli Al Quran, menyumbang madrasah, pergi bertabligh, pergi haji dan kebaikan lainnya. Dia mati dalam keadaan mengingkari satu bagian besar Al Quran. Tidak ada yang bisa melindunginya dari siksa neraka. Dia akan dihimpit di kuburnya. Suara himpitan kubur yang dideritanya terdengar mulai dari bumi belahan timur hingga barat.


Saat penguburan Zainab putri Rasulullah Saw yang tertua, beliau nampak sedih. Keluar dari liang lahat nampak cerah wajah beliau. Sahabat bertanya tentang hal itu. Beliau menjawab, “Aku sangat khawatir dengan keadaan putriku. Lalu aku memohon pada Allah untuk menyelamatkan putriku dari himpitan kubur. Allah menyelamatkannya dari himpitan kubur.” Bila tidak, sekali kubur menghimpitkan dindingnya akan terdengar dari timur hingga barat.

Kubur bukanlah gundukan tanah. Kehidupan baru akan mulai. Pahala dan siksa akan dimulai..... (Ampuni semua Dosa-dosa kami ya Allah...)


(Bayan maulana Tariq jamil)

Khutbah Jumat K.H. Uzairon : MEMIKIRKAN PERSIAPAN AKHIRAT

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ خَيْرَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Marilah kita tingkatkan kita kepada Allah, karena sesungguhnya kita semua akan di hadapkan kepada Allah. Dan Allah akan bertanya kepada kita, kita gunakan untuk apa umur yang telah diberikan Allah kepada kita, dari mana harta kita hasilkan, dan untuk apa kita gunakan. Kita gunakan untuk apa waktu muda kita. Apakah sudah kita amalkan ilmu-ilmu yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Kita akan menghadapi perkara-perkara yang besar, kita akan menghadapi kematian, seumpama sakitnya kematian itu ditunjukkan kepada manusia yang hidup didunia ini, tentu semua orang tidak akan merasakan enaknya makan dan nyenyaknya tidur.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Kita semua akan menghadapi alam kubur, sedangkan alam kubur itu salah satu dari pertamanan surga atau jurang dari jurang-jurang neraka.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Kita semua akan menghadapi jembatan shirat, akan menghadapi hisab, akan dihitung amal-amal kita semua, baik yang zhohir maupun yang bathin.

Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.(S.Al Baqarah : 284)
Amal-amal yang kita sembunyikan dan amal-amal yang kita perlihatkan, semua akan di hisab oleh Allah.

Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (S.Al Baqarah : 284)

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Kita semua akan menghadapi mahkamah yang agung, yang hakimnya yaitu Allah sendiri, yang menguasai seluruh alam, yang mengetahui, perkara yang dhohir dan bathin. Saksinya yaitu para Malaikat, Para Nabi dan Rasul. Mahkamah yang disaksikan oleh semua makhluk. Semua manusia mulai dari nabi Adam a.s. sampai manusia yang terakhir. Kita akan menjadi tontonan di mahkamah itu. Ketika kita diputus oleh Allah bahwa kita termasuk golongan orang yang diridhoi oleh Allah, maka kita bisa tidak bayangkan bagaimana kemuliaan yang kita dapatkan waktu itu. Sebgaliknya, ketika kita diputus oleh Allah termasuk golongan orang yang durhaka, maka bagaimana kesusahan dan kehinaannya yang kita alami pada waktu itu.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Memikirkan hal yang seperti itulah yang menjadikan takutnya para wali Allah kepada Allah. Menjadikan bergetarnya hati orang yang beriman. Karena merasakan dunia ini bukan apa-apa. Kenikmatan dunia ini bukan apa-apa. Kemuliaan dunia ini bukan apa-apa. Kenikmatan dan kemuliaan yang sebentar.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Langkah-langkahnya syaitan untuk merusak kita, yaitu ketika kita lupadengan kehidupan akhirat. Ketika seseorang itu lupa dengan kehidupan akhirat kemudia sibuk dan tergiur dengan kehidupan dunia, maka hatinya akhirnya akan dipenuhi dengan ‘hubbud dunya’ (cinta dunia). Senang dengan kehidupan dunia. Perilaku dan pertimbangannya adalah dunia. Padahal dunia akan ditinggalkan. Siang-malam yang difikirkan dunia dan lupa kepada akhirat, padahal kita akan ke akhirat. Maka nabi saw. bersabda : “sesungguhnya cinta dunia itu pangkal dari segala kesalahan”.
Seseorang itu berjalan ke akhirat tetapi yang dilihat adalah dunia bagaimana dia bisa selamat, ibarat seseorang itu berjalan ke barat tetapi dia selalu melihat ke timur , bagaimana nasib orang yang seperti ini, tentu dia akan menabrak dan jatuh ke jurang.

Kita ini setiap hari, setiap jam, setiap meniat, tambah dekat denagn akhirat, kita berjalan menuju akhirat, dirumah kita berjalan ke akhirat, tidurpun kita bertambah dekat dengan akhirat, tetapi apabila yang kita fikirkan bukan akhirat tentu kita akan salah jalan. Maka hendaknya kita selalu mengingat akhirat, karena tipuan syetan itu hanya untuk orang-orang yang lupa kepada akhirat.
kepada bisikan itu.” (S. Al An’am : 113)

Orang yang tunduk , taat kepada syaithon yaitu orang-orang yang hatinya tidak yaqin dengan akhirat. Orang yang hatinya dipenuhi yaqin dengan akhirat, memikirkan akhirat tidak akan bisa ditipu oleh syaithon.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Kita jadikan hari Jum’at yang mulia ini untuk bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk kehidupan kita di akhirat.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(S. Al Hasyr : 18)

Hendaknya kita memikirkan persiapan akhirat. Untuk hidup di dunia ini kita selalu memikirkannya siang dan malam, seperti rumah, kendaraan, dan lain-lainnya, maka untuk akhirat kita harus lebih mempersiapkannya.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Sekarang ini akhirat sudah ada, surga sudah jadi, neraka sudah dinyalakan, apakah persiapan kita untuk menghadapinya. Kalau kita mau berpikir, tentu kita bisa beramal untuk akhirat kita, sehingga yang kita fikirkan siang dan malam, bagaimana amal-amal kita bisa terjaga.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT.
Teatpi kita ini dibuat oleh Allah dari tanah, sedangkan tanah itu punya sifat mudah dipengaruhi, maka di antara kewajiban kita adalah membuat suasana yang membuat kita ingat kepada akhirat. Kita jadikan rumah kita, anak-anak kita, kampong-kampung kita, took-toko kita, tempat kerja kita, hidup amal agama sehingga bisa mengingatkan kita nanti di akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

(Keterangan : mukaddimah telah di rubah dari aslinya)

Sabtu, 17 September 2011

JIN ITU MAKHLUK APAAN SIH ?

Nahmaduhu wa nushalli 'ala rasulihil kariem

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.

Jin dalam Islam

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.


Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).

Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.

Dalam ayat lain Allah mempertegas:

“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).


Jin dapat mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).

Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).

Habitat para Jin

Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).

Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!


Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:

Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Keberadaan Jin

Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.

Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.


Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.

Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.

Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:

* Gejala waktu terjaga, di antaranya:

1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.

2. Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.

3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.

4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.

5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.


* Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:

1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.

2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.

3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.

4. Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.

5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.

6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.

7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan
menendangnya.

Copas from : just click