Sumber: http://fikirdanrisau.blogspot.cm/ (Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia)
Baru-baru ini saya telah membaca majalah SOLUSI volume 2 yang mengritik hebat kayu siwak dan minyak zaitun yang ditulis oleh saudara kita se-Islam. Dalam penulisannya saudara tersebut menjelaskan bahwa kalau hendak mengamalkan sunnah perlu mengikuti zaman. Tergerak hati saya untuk membahas isu ini. Walau bagaimanapun, disini saya bukan untuk membuat fatwa atau hukum, tetapi lebih didasarkan kepada opini dan kajian-kajian yang telah ada. Segala kritik dan saran yang baik mengenai posting ini sangat penting bagi saya.
Sebelum itu, saya sajikan kelebihan bersiwak sebagaimana yang terdapat dalam banyak hadits.
Fadhilah Miswak (Kayu Siwak):
“Menggunakan miswak menjadikan satu asbab kemudahan dalam sakaratul maut. Selalu menggunakannya akan memudahkan roh keluar dari jasad apabila waktu yang ditetapkan itu tiba.” (Syarhus-Sudur)
‘Aisyah r.ha. berkata bahwa: “Miswak (penggunaan secara tetap) dapat menyembuhkan penyakit kecuali mati.” (Dilaporkan oleh Dailami di dalam Firdaus)
“Empat perkara yang menambahkan kecerdasan yaitu meninggalkan percakapan sia-sia, menggunakan miswak, duduk di dalam majlis orang-orang soleh, dan duduk di dalam majlis para ulama”. (Thibbi Nabawi)
Allamah Ibn Dariq rah.a berkata, “Kebaikan yang terkandung di dalam penggunaan miswak selepas bangun dari tidur ialah ketika tidur uap busuk naik dari perut ke arah mulut. Hal ini mengakibatkan bau busuk di dalam mulut dan juga berubahnya indera perasa atau kecapan. Penggunaan miswak akan menghilangkan bau busuk tersebut dan memperbaiki perubahan yang terjadi pada indera perasa tersebut.”
Ali r.a. berkata bahawa: “Miswak mempertajamkan ingatan.”
Subhanallah, Maha suci Allah… sungguh indah dan sempurna agama yang diturunkan-Nya, sungguh mulia hukum-hukum yang disyariatkan-Nya, karena tak ada satupun dari apa-apa yang diturunkan-Nya dan apa-apa yang diciptakan-Nya kecuali pasti ada manfaat dan hikmahnya. Kesempurnaan Islam ini benar-benar tiada bandingannya dibandingkan agama-agama lainnya. Diantara kesempurnaan Islam adalah syariat bagi ummatnya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, seperti kewajiban istinja’ setelah buang air, mandi janabat setelah junub, bahkan banyak sekali hikmah-hikmah syariat yang tersingkap dalam ajaran Islam yang telah dibuktikan oleh sains modern, seperti khasiat madu, habbatus sauda’ (jinten hitam), minyak zaitun hingga ‘si kayu ajaib’ siwak yang bermanfaat bagi kesihatan gigi dan gusi.
Setelah kedatangan Islam, Rasulullah SAW. menetapkan penggunaan siwak sebagai sunnah beliau yang sangat dianjurkan, bahkan beliau bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu” (Muttafaq ‘alaihi). Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. adalah orang pertama yang mendidik manusia dalam memelihara kesehatan gigi. …
Secara logika, kayu siwak lebih mudah dibawa kemana-mana dibandingkan sikat gigi. Hanya diletakkan dalam saku dan tidak memerlukan pasta gigi. Malah beberapa zat vitamin yang Allah SWT. beri terdapat pada kayu siwak. Kita digalakkan untuk bersikat gigi setiap kali hendak sholat, tetapi apakah kita sanggup bawa sikat gigi dan pasta gigi dalam saku kita kemana sahja kita pergi? Memang tidak pernah saya lihat seseorang berbuat semacam itu, tetapi sangat mudah jika bawa kayu siwak yang memang banyak kelebihannya.
Malah jika kita perhatikan zaman sekarang, pasta gigi kadang-kadang yang tidak jelas kehalalannya mempunyai banyak bahan kimia yang berbahaya. Memang cukup pelik bagi kita untuk meneliti sumber yang haram yang terkandung dalam pasta gigi. Tidak dinafikan juga terdapat pasta gigi yang halal seperti keluaran perusahaan tertentu atau yang bersertifikat halal dari MUI. Namun jika kita menggunakan kayu siwak dijamin halal 100% karena sumbernya murni dari tumbuhan yang diciptakan oleh Allah SWT. Berdasarkan pengalaman penulis yang selalu menggunakan kayu siwak, apabila kita hendak sholat, lidah kita akan menjadi ringan dan lembut untuk melafadzkan bacaan ayat al-Quran dan dzikir. Subhanallah. Sangat nikmat rasanya jika dibandingkan setelah menggunakan pasta gigi dan sikat gigi.
Kepada yang hendak menggunakan kayu siwak tetapi malu atau tidak tahu menggunakannya maka disarankan kita keluar jalan Allah SWT. InsyaAllah akan diberikan kekuatan untuk mengatasi perasaan malu untuk melakukan kebaikan dan amal sunnah. InsyaAllah kita semua sedia! (Tasykil…)
Tahukah anda bahwa bersiwak itu penting dalam Islam?
Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Jadikan bersiwak itu satu amalan, karena yang demikian (bersiwak) itu menyehatkan mulut dan merupakan sesuatu yang disukai Yang Maha Pencipta” ( Hadis Riwayat Al-Bukhari ).
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. bersabda: “Kalau tidak menyusahkan umatku niscaya aku menyuruh mereka bersiwak setiap kali hendak menunaikan sholat” (Hadis Riwayat Al-Bukhari).
Proses pencemaran proton pada gigi
Gigi yang tercemar menjadikan ia mudah menarik logam berat dan bahan berasam untuk melekat kepadanya. Bahan ini akan melekat pada dinding gigi dan membentuk plak (plaque). Plak akan menebal dan menjadi keras. Plak ini tidak bisa dibersihkan secara fisik seperti mencongkel, menggosok gigi dengan sikat gigi dengan pasta gigi dan sebagainya.
Proses Gigi Mendapat Elektron
Gigi yang menerima elektron akan mempunyai getaran asal yang tidak menerima benda asing melekat kepadanya. Ia juga berusaha untuk mengawal aktivitas biotik dan terhindar dari terjangkit kuman. Oleh karena itu, gigi yang disosok dengan kayu siwak (kayu sugi /malaysia) mempunyai kemampuan untuk menanggalkan plak lebih baik daripada menyungkil atau menyikat. Walaupun anda hanya menggosok beberapa gigi saja, elektron akan tersebar ke gigi lain yang bersebelahan apabila gigi tersebut bersentuhan atau rapat.
Plak dibagian belakang gigi juga akan tertanggal walaupun tidak dicapai oleh kayu siwak. Dengan hanya menggosok dibagian depan gigi, bagian belakangnya juga turut mendapat elektron yang membantu menanggalkan plak dengan sendiri, insyaAllah.
Oleh karena itu, menggosok tidak perlu mencapai keseluruh permukaan gigi termasuk gigi belakang dan geraham belakang. Kecuali jika terdapat renggangan gigi, maka gigi yang renggang tersebut perlu digosok karena elektron tidak mengalir dengan sempurna dari gigi depan.
Berus Gigi Linen atau Plastik
Terdapat berbagai jenis sikat atau pembersih gigi di pasaran. Begitu juga dengan pasta gigi. Mereka membuat berbagai teknik dan rekayasa. Diantara teknik yang digunakan ialah seperti mesin getar, mesin yang memutar sikat, pengurut gusi dari getah, pembersih lidah dan sebagainya. Berdasarkan kajian saintifik, menyikat dengan berbagai cara menggunakan sikat linen atau plastik walaupun sikat tersebut dibuat dengan berbagai bentuk yang canggih, sebenarnya tidak akan membantu membersihkan menanggalkan plak dengan sempurna.
Sikat yang dibuat dari linen atau plastik amat mudah memerangkap bakteri. Itulah sebabnya persatuan dokter gigi menyarankan agar sikat gigi diganti setiap DUA bulan sekali! Mungkin anda lihat sikat gigi tersebut masih baru dan belum rusak atau sikatnya masih keras, tetapi ia sudah membahayakan kesehatan gigi.
Kerisauan yang berdasar..
Di pasaran dunia dan Malaysia khususnya (termasuk Indonesia) terjadi lonjakan barangan keperluan yang dibuat dari sumber yang haram dan beracun. Berdasarkan pada Panduan Halal Haram yang di keluarkan oleh Consumer Association of Penang (2006),
“Lazimnya sikat yang dibuat dari bulu babi dilabelkan sebagai ‘Pure Bristle’. Selain sikat lukisan, sikat cat, sikat penggosok sajadah dan songkok, sikat gigi dan sikat cukur dikhawatirkan mengandung bahan haram ini.”
Disaat umat Islam dilanda kebimbangan mengenai status barang halal, khususnya keperluan dalam menjaga kesehatan mulut, Nabi SAW. telah memberikan satu solusi yang terbaik sejak 600M yang lalu. Pada zaman nabi telah terdapat berbagai jenis alat pembersih mulut seperti powder, tetapi siwak tetap menjadi pilihan Baginda SAW.
Tepuk dada, tanya iman. Fikir-fikirkan dan risau-risaukan. Selamat beramal.
0 komentar:
Posting Komentar