Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman beserta dua anaknya meninggal dunia asbab kecelakaan. Mereka telah ditakdirkan oleh Allah meninggal dunia secara bersamaan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan istrinya kelak jika mengetahui suami dan anak-anaknya telah tiada. Istrinya selamat dari kecelakaan tetapi masih dalam keadaan koma di rumah sakit. Kemarin sore dirujuk ke Makassar. Semoga istrinya diberi kesabaran dan ketabahan oleh Allah swt. Dalam menghadapi musibah yang sungguh dahsyat ini.
Aku jadi teringat kisah seorang wali Allah yang bernama Abul Hasan As Sarraj ketika beliau naik haji ke Makkah. Sewaktu tawaf tiba-tiba beliau melihat wanita yang wajahnya bersinar sangat indah, sehingga beliau berkata : “Demi Allah, saya belum pernah melihat wajah seindah dan secerah seperti ini, tidak lain karena wanita ini gak pernah risau dan bersedih hati”. Ternyata wanita itu mendengar kata-kata beliau, lalu wanita itu berucap : “ apa katamu wahai lelaki, demi Allah hati saya selalu terbelenggu oleh duka-cita dan luka hati karena kesediaan, dan tiada seorang pun yang menyamai aku dalam hal ini!.”
Maka Abul hasan lalu bertanya :”Bagaimana bisa demikian?”. Jawab wanita tersebut : ”Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada waktu itu saya mempunyai dua orang anak, yang satu sudah bisa bermain-main sedang yang satunya masih menetek. Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba putraku yang agak besar berkata kepada adiknya ; “Sukakah jika saya tunjukkan kepadamu bagaimana cara ayah menyembelih kambing?”. Jawab adiknya:”baiklah”. Dia lalu membaringkan adiknya dan menyembelihnya. Kemudian ia merasa ketakutan dan berlari ke bukit, yang mana ia dimakan serigala disana. Ayahnya pergi mencari putranya hingga mati kehausan. Dan ketika saya meletakkkan bayiku lalu keluar dari pintu untuk mengetahui bagaimana kabar ayahnya, tiba-tiba ia merangkak menuju ke kuali yang mendidih dan ditariknya kuali itu sehingga tumpah ke badannya dan membuat kulitnya terkelupas. Berita ini akhirnya didengar oleh putriku yang sudah menikah, maka ia jatuh pingsan dan akhirnya meninggal. Sehingga tinggallah aku sebatang kara di antara mereka semua>
Lalu Abul hasan bertanya : “Dan bagaimana kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sungguh hebat ini?”. Jawabnya : “Tiada seorangpun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan diantara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir maka itu baik dan terpuji akibatnya, adapun mengeluh maka tidak akan mendapat ganti yakni sia-sia belaka.”
Putri Nabi saw pernah menyuruh budaknya untuk memberitahu Nabi saw bahwa putranya telah meninggal dunia. Beliau hanya berkata: “Kembali dan katakan kepada ibunya , bahwa hak Allah untuk mengambil dan memberi, dan segala sesuatu itu disisi Allah tertentu ajalnya. Maka suruhlah ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah” (Hr.Bukhari Muslim).
Dalam Hadits Qudsi, Allah swt berfirman :”Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia bersabar, selain sorga”. (Hr. Bukhari)
Nabi saw bersabda: “Siapa yang telah kematian tiga anak yang belum baligh maka mereka akan menjadi dinding (hijab) dari api neraka. Abu Darda berkata : “Saya telah kematian dua anak”. Jawab Nabi saw. : “Juga dua anak”. Lalu ada orang berkata : “Saya (telah kematian) hanya satu anak”. Jawab Nabi saw. :”Juga satu anak, tetapi kesabaran itu harus pada pertama terkena musibah itu”. Dalam Hadits Muslim dikatakan bahwa anak-anak itu sebagai penjaga pintu sorga. Maksudnya mereka akan mencari kedua orang-tuanya lalu menarik mereka dan menuntunnya masuk kedalam sorga.
NB : Istrinya telah menghembuskan nafas terakhirnya kemarin pagi
Semoga mereka sekeluarga tetap bisa kembali kumpul kembali di akhirat kelak
ya Allah, ampuni dosa-dosa mereka sekeluarga....
selamat jalan saudaraku.....
0 komentar:
Posting Komentar